Beberapa waktu yang lalu, berdasarkan hasil rapat ASEAN Telecommunications and information Technologi Minester Meeting (Telmin) yang diselenggarakan ke 18 kalinya, keamanan siber akan menjadi sebuah prioritas utama mengingat urgensinya di tengah dunia digital yang saat ini sudah semakin tumbuh dan juga berkembang.
Kabarnya, para anggota ASEAN sepakat untuk melakukan update teknologi terbaru dengan membuat sebuah protokol khusus untuk memperkuat keamanan siber pada masing – masing negara, dan juga saling melindungi antara satu negara dengan yang lainnya. Hal ini dipaparkan langsung oleh Rudiantara pada saat ditemui di sela – sela acara ASIAN TELMIN di Ubud Bali, oleh awak media.
Dipaparkan juga pada acara tersebut bahwa negara ASEAN dalam hal ini terutama kementrian di sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), rencananya akan membuat keamanan siber yang jauh lebih baik. Update teknologi terbaru ini harus segera dibuat dan harus diprioritaskan karena saat ini semakin banyak serangan siber yang terjadi.
Hal ini dipaparkan dan dijelaskan langsung pada saat rapat ASEAN TELMIN tersebut. Nantinya rencananya akan ada suatu prosedur khusus untuk hal ini. Menurut pemaparan Rudiantara, protocol tersebut bisa disebut juga dengan sebutan single point of context keamanan siber. Contohnya pada suatu negara ASEAN terjadi serangan siber, maka informasinya akan segera disampaikan ke negara lainnya agar negara lainnya bisa melakukan bantuan.
Serangan siber sendiri saat ini merupakan salah masalah utama yang terjadi di dunia digital. Terlebih lagi penggunaan internet saat ini telah tumbuh dan berkembang di seluruh dunia. Maka dari itu. Update teknologi terbaru wajib dilakukan oleh setiap negara. Akan tetapi, menurun Rudiantara, tidak semua perusahaan –perusahaan besar yang menjadi korban kejahatan serangan siber ini bersedia mengakuinya.
Hal ini dikarenakan, ketakutan suatu perusahaan tersebut terdapat penilaian pelanggan yang nantinya berujung pada kerugiaan karena tidak dipercaya lagi oleh pelanggan – pelanggannya. Hadirnya sistem terbaru ini dipercaya bisa menjadi solusi dalam memecahkan permasalahan kejahatan siber yang saat ini sudah sering terjadi di berbagai negara – negara di seluruh dunia khususnya negara ASEAN.